Sekolah SMAI Al Azhar 4 Bekasi

Pembelajaran Game Based Learning Merangsang Keaktifan Murid dalam Mengenal Lembaga dan Rambu Kebencanaan oleh : Septi Dwi Fajarwati, S.Pd.

Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini mengharuskan seorang pendidik untuk terus beradaptasi dengan tren pembelajaran kreatif dan modern saat ini. Hal ini bertujuan agar proses KBM bisa selalu relevan dengan karakteristik peserta didik dan bisa efektif.

Generasi Z saat ini umumnya menyukai sesuatu hal yang kreatif, praktis dan menyenangkan dalam berbagai aktivitas, termasuk ketika belajar. Contoh penerapannya yaitu seperti pembelajaran berbasis proyek, studi dan praktik lapangan, serta tentunya yang berbasis game (Game Based Learning).

Game Based Learning diartikan sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan game (permainan) yang bertujuan untuk membantu memudahkan proses pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi menarik, bahkan bisa meningkatkan efektivitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Maiga (2009:198), yang mengatakan bahwa bermain merupakan bagian penting dalam lingkungan belajar karena bisa meningkatkan pengalaman belajar yang mudah diingat, mempertinggi suasana hati dan membuat pembelajaran menjadi efektif.

 

Model pembelajaran berbasis game ini adalah salah satu jenis dari model pembelajaran yang sering dipakai dan diterapkan di kelas oleh guru. Game based learning ini pertama kali dikembangkan oleh David de Vries dan Keith Edward. Dengan menggunakan game based learning kita dapat memberikan stimulus pada tiga bagian penting dalam pembelajaran yaitu emosional, intelektual dan psikomotor.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Game

1.      Memilih Game Sesuai Topik 

 

    Dalam pembelajaran geografi di kelas XI, materi lembaga dan rambu kebencanaan. Saya mengajak murid untuk mengerjakan game di kegiatan pendahuluan untuk memetakan kemampuan mereka tentang materi yang akan dipelajari sebelum masuk ke pembelajaran. Aplikasi yang saya gunakan adalah aplikasi yang dapat didownload dari gadget murid di playstore yaitu aplikasi mengenai kebencanaan “Kami Siaga”.

Figure 1. Guru Memberikan Game Awal

Aplikasi yang saya gunakan adalah aplikasi yang dapat didownload dari gadget murid di playstore yaitu aplikasi mengenai kebencanaan “Kami Siaga”. Setelah murid mengerjakan game tersebut, saya mulai melihat kemampuan masing – masing peserta didik yang nantinya akan dibuatkan kelompok diskusi, agar pembagian kelompok tersebut menjadi heterogen berdasarkan kemampuan dalam menyerap materi.

2.      Menjelaskan Konsep

Langkah selanjutnya yaitu menjelaskan konsep dari topik pembelajaran yang akan saya sampaikan. Dengan menjelaskan konsep terlebih dahulu, murid akan menjadi lebih terarah dalam bermain game tersebut. Guru memaparkan deskripsi singkat mengenai materi lembaga dan rambu kebencanaan sebelum membuat project berbasis game.

3.      Menjelaskan Aturan Permainan

Guru mengajak murid membuat sebuah project membuat games tentang lembaga dan rambu kebencanaan secara berkelompok. Setelah membuat project games, murid akan memainkan games tersebut dengan ditampilkan di depan kelas secara per kelompok, dan kelompok lain menjawab dari games yang dibuat temannya tersebut secara rebutan. Setiap kelompok membuat games minimal 5 pertanyaan dari materi yang diberikan. Aplikasi yang digunakan pun bebas sesuai dengan kemampuan tiap kelompok membuatnya. Ada beberapa jenis game yang dipergunakan oleh murid, diantaranya ada  quizizz, kahoot, canva dan game website lainnya. Setiap game memiliki karakteristik tertentu, meskipun ada yang hampir mirip.

4.      Bermain Game

Selanjutnya murid bermain game dengan menggunakan aplikasi yang sudah dibuat oleh kelompok masing-masing. Guru mengacak urutan kelompok yang tampil di depan kelas untuk memberikan gamenya kepada kelompok lain. Setiap kelompok yang benar menjawab game mendapatkan skor 10, salah menjawab minus 5 dan jika semua kelompok tidak dapat menjawab maka 10 skor akan diberikan kepada kelompok yang memberikan game. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan skor maka mendapat reward “Kelompok Terbaik”. Dengan begitu, murid akan semangat mengikuti pembelajaran dan semua ikut aktif dalam menjawab  sehingga pembelajarannya menjadi lebih maksimal.

5.       Melakukan Refleksi

Langkah terakhir yaitu murid melakukan refleksi dari hasil pembelajaran yang telah mereka dapatkan. Dengan adanya model pembelajaran berbasis game digital ini, dapat meminimalisir rasa bosan yang kerap kali mereka rasakan ketika kegiatan belajar mengajar (KBM) serta salah satu murid memberikan refleksi dari pembelajaran berbasis game bahwa pembelajaran jadi lebih mudah diterima dan lebih seru serta sangat menyenangkan.

Figure 2. Kelompok yang sedang memberikan game

Dengan demikian, berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan, Game Based Learning memiliki kelebihan dan juga kekurangan sama seperti metode pembelajaran lainnya. Beberapa kelebihannya yaitu :

1.       Membuat siswa menjadi aktif dan kritis

2.       Adanya interaksi dan peran langsung dalam pembelajaran

3.       Guru dapat mengevaluasi secara langsung pada saat permainan

4.       Pemahaman lebih berkesan dan bertahan lama dalam ingatan siswa

5.       Menumbuhkan rasa nyaman, menyenangkan, dan semangat dalam diri siswa.

Adapun kekurangan dari Game Based Learning, yaitu :

1.       Membutuhkan alat dan media tambahan

 

2.       Suasana kelas sering menjadi tidak kondusif

 

3.       Membutuhkan waktu pembelajaran yang relatif banyak

 

4.       Setting pembelajaran perlu dipersiapkan dengan matang.

Kategori